Workshop Kurikulum Merdeka (2)

Hari ini, sabtu 5 Agustus 2023 merupakan pertemuan ke-2 acara workshop kurikulum merdeka, khususnya mata pelajaran matematika. Hari ini, acara diawali dengan statemen dari Bapak Widayat Umar, S.Pd, M.Pd. selaku pengawas, yang mengatakan bahwa :

  • Tidak semua orang ingin menjadi guru
  • Tidak semua calon guru bercita-cita menjadi guru matematika
  • Tidak semua guru matematika memacu diri untuk meningkatkan kompetensi
  • Tidak semua guru mampu memotivasi peserta didik untuk berangan-angan menjadi guru matematika

Komitmen belajar memang harus dibarengi dengan niat dan tindakan yang kuat. Kalau hanya sekedar komitmen saja, tidak menjamin kompetensi dapat diraih. Untuk itu, komunitas belajar menjadi salah satu jawaban sebagai ajang untuk saling belajar, saling berbagi.

Tantangan kedepan, karena komunitas adalah sebuah organisasi, maka perlu langkah besama yang saling terikat. MGMP Matematika sebagai salah satu komunitas belajar senantiasa mengikuti regulasi yang berlaku, dan menempatkan diri sebagai organisasi yang mandiri dan mengenal lingkungan sekitar. Meskipun sama-sama MPGM Matematika, belum tentu memiliki platform yang sama. Lebih banyak berbeda dari pada kesamaanya. Tergantung sutuasi daerahnya

Sementara itu Bapak Hasyim S.IP. M.Acc. yang mewakili dari Dikpora Kota Yogyakarya secara langsung melaporkan hasil rapot SMP Kota Yogyakarta. Berdasarkan data, rapot Literasi dan Numerasi tahun 2023 meningkat bila dibandingkan tahun lalu. Demikian pula tahun 2022 memiliki progres naik bila disandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pendidikan di Kota Yogyakarta menurut pandangan Kurikulum merdeka terjadi penimgkatan pemahaman.

Dilaporkan pula, ada 37 sekolah yang masuk dalam katagori baik, sementara masih ada 19 kelompok sekolah yang masih bertengger di ranah kurang menggembirakan. Ada pula 15 sekolah yang masuk dalam grup penurunan pada level Numerasi.

Bercermin dari data di atas, maka pada akhir agustus atau awal september diharapkan sekolah mempersiapkan diri. Semoga akan menemui jalan yang menaik. Dengan demikian, sekolah di Kota  Yogyakarta masih diberi amanat untuk mendidik calon pemimpin bangsa dimasa depan.

Ada selingan sedikit. Kata pak Hasyim, masih ada masukan dari berbagai pihak, mengapa hari sabtu masih digunakan untuk kegiatan rapat, pertemuan, workshop dan lain-lain. Padahal pemerintah, telah meluangkan hari sabtu untuk keluarga.

Terhadap masukan seperti ini, Dikpora hanya tersenyum, sambil memberi semangat kepada pegiat komunitas belajar. Bahwa ada guru yang masih memburu kompetensi, dan meluangkan diri untuk belajar terus menerus.

Tinggalkan Balasan