Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka
Perubahan adalah keniscayaan. Perubahan bergulir seperti bulan mengitari bumi, demikian juga bumi mengelilingi matahari. Tak ketinggalan benda langit lainpun terus bergerak. Tak sedetikpun berhenti, mendahului ataupun terlambat. Semua menjadi sebuah orkestra yang harmoni di alam semesta.
Kurikulum tidak serta mesta statis. Ia selalu dinamis. Setiap periode selalu berganti, untuk menjawab persoalan perubahan jaman. Kurikulum 2013 (kurtilas) segera akan kita ucapkan sayonara. Seraya menghangatkan suasana teman baru berupa Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Meski kehadirannya telah dinanti dengan segenap suka cita, IKM menjelma menjadi makhluk yang setengah isi setengah kosong. Belum sempurna memang, demikian kata ahli analisis. Tumpang tindih benar adanya. Sehingga terjadi kebingungan. Namun bukan guru yang merdeka, bila meratapi keadaan.
Sabtu, 2 Juli 2022 sejumlah aktifis guru matematika Kota Yogyakarta menggelar pelatihan IKM, dengan nara sumber utama ibu Bremaniwati, S.Pd, M.Pd. yang mempresentasikan Paradigma baru Pembelajaran Berdiferensi IKM. Dalam penuturannya, guru memang harus belajar mandiri. Tidak mengandalkan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas maupun komunitas matematika.
Dwi Purnomo, S.Pd. dari SMP IT Masjid Syuhada menawarkan sharing tentang pengalaman mengikuti pelatihan IKM. Beberapa materi terbaru, konstruksi materi lama, atau trik-trik menhadapai pembelajaran dengan sistem IKM.
Ibu Ratna Susilowati dari SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, mengakses Proyek Penguatan Profil Pelajar. Kemudian, ada Bapak Asadurrofiq, S.Pd. dari SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta memberi gambaran tentang Assesmen Diagnostik dan Implementasi Pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Semua materi di atas diparodikan dalam bentuk diskusi. Menariknya, peserta juga aktif melontarkan pengalaman atau pendapat, sehingga diskusi menjadi hidup. Semua menjadi nara sumber, semua menyimak, dan semua dapat mengambil kesimpulan yang selanjutnya diterapkan di sekolah masing-masing.