Oleh : AMK Affandi
Pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minat.
Sejak dimulai tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar atau Kurikulum Prototipe ini telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerakĀ dan juga SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia. Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013.
Sekarang, secara marathon, Merdeka Belajar terus dipacu untuk dapat mencapai yang diidamkan. Sasaran utamanya adalah Sekolah dan guru. Pelatihan-pelatihan guru penggerak terus digalakkan dan digerakkan. Dua tahun lebih, pendidikan mengalami masa tidak menentu. Sektor lain juga terimbas (terutama ekonomi) dengan adanya covid-19. Namun demikian insan pendidik dan stake holdernya tetap berusaha memberikan yang terbaik.
Niat dan rencana yang telah diprogramkan tentang pendidikan akan tetap digelorakan. Salah satu indikator yang penting adalah faktor guru. Sebab komunitas ini menjadi ujung tombak dalam mencerdaskan anak bangsa. Empat tiang penyangga untuk pengajar dimasa depan, pertama Kemampuan Pedagogi, yaitu bagaimana seorang guru dapat mengelola proses pembelajaran dan saling berinteraksi dengan siswanya. Cirinya antara lain, guru mampu mengembangkan potensi individu, berkomunikasi yang membangun, menyampaikan pembelajaran yang mendidik, serta mampu menilai siswa sesuaiĀ karakteristiknya.
Kedua, Kemampuan sosial yang berkaitan erat dengan sikap, komunikasi, dan berinteraksi secara umum, baik dengan sesama guru, peserta didik, orangtua dan lain-lain. Ciri-cirinya antara lain, bersikap obyektif, menata lisan agar tidak menyakiti, santun, mudah beraptasi dalam kondisi apapun dan bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Ketiga, Kepribadian yang menarik. Kompetensi ini berkait erat potensi dirinya, dan mampu menjadikan teladan. Tidak heran setiap sekolah hampir pasti ada guru favorit. Seorang guru yang dekat dengan siswa dalam situasi apapun. Ciri-cirinya, menyayangi anak didik, adil kepada semua anak didik, santun, dan berakhlak mulia.
Keempat, professional. Faktor ini bukan pilihan, tapi memang keharusan. Kompetensi setiap masa akan selalu berubah. Karenanya, guru tidak boleh berhenti belajar. Ilmu yang diperoleh saat kuliah, bila dibandingkan dengan sekarang sangat jauh berbeda.
Profesional tidak hanya sebatas kompetensi keilmuan, melainkan juga ketrampilan. Kinerja yang dimiliki mampu memberi solusi. Menguasai materi pelajaran sudah pasti. Mengembangkan pelajaran sifatnya wajib, bertindak secara efektif dan memanfaatkan teknologi terutama Teknologi Informasi.