Anak Usia Dini Harus Menjadi Anak Yang Bahagia, Bukan Anak Yang Pintar (1)

Oleh: Firman Fatih

“Jangan kau cabut anak-anak dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanakan” (Prof. Neil Postman, The Disappearance of Childhood)

Dunia anak identik dengan dunia bermain. Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Dikalangan masyarakat pada umumnya kita dapat dengan mudah menjumpai anak-anak dengan segala macam keunikannya.

Tidak dapat dipungkiri, anak usia dini dalam masa perkembangannya harus mendapatkan pola asuh yang sesuai dengan tingkatan usianya, agar tidak memberikan tekanan yang dapat mengorbankan kebahagiaannya.

Pada masa ini anak-anak lebih sesuai dengan berbagai permainan bukan hal-hal yang bersifat akademis apalagi kompetisi. Salah satu pakar anak usia dini seperti Prof. Marjorry Ebbeck (1991) berpendapat, “bahwa masa anak usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya”.

Anak usia dini adalah anak yang sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan membentuk pondasi dan dasar kepribadian yang kuat, sehingga berpengaruh pada tahapan perkembangan anak selanjutnya.

Tahapan dan batasan tentang usia anak cukup bervariasi. Anak usia dini misalnya, Menurut UU No. 20 Tahun 2003 istilah anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-6 tahun.

Namun The National Assosiation For the Education of Children (NAEYC) menyebutkan, “bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun”.

Jika dilihat dari jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Dasar (SD) kelas rendah 1-3.

Masa usia dini merupakan masa yang penting dan perlu mendapatkan penanganan sedini mungkin. Orangtua dan lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh terhadap masa perkembangannya.

Perkembangan Anak Usia Dini

Anak usia dini pada umumnya memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik dan tingkah laku pada masa perkembangannya. Masa usia dini merupakan periode awal yang penting dan mendasar dalam perkembangan kehidupan manusia.

Dimana potensi anak usia dini berkembang dengan cepat. Pada periode ini anak akan memperoleh banyak pengalaman baru tentang apapun. Pengalaman ini akan tertanam kuat pada alam bawah sadarnya yang akan diingat sampai dewasa.

Perkembangan anak usia dini dikategorikan dalam empat aspek dasar, meliputi: Perkembangan fisik dan motorik, Perkembangan berpikir/kognitif (memecahkan masalah), Perkembangan bahasa dan kemampuan berkomunikasi, dan Perkembangan sosial dan emosional.

Keempat aspek tersebut menjadi hal penting untuk diperhatikan. Aspek ini harus berjalan secara berdampingan karena kecerdasan anak bukan hanya diukur melalui satu aspek saja.

Perkembangan anak pada usia awal sekolah. Pada periode ini mereka sangat aktif dan jarang sakit. Secara luar biasa, anak-anak mampu mengendalikan imajinasinya sekaligus memfokuskan diri pada proses belajar dan tumbuh kembangnya. (bersambung)

Sumber bacaan : http://pundi.or.id/pundi/artikel/anak-usia-dini-harus-menjadi-anak-yang-bahagia-bukan-anak-yang-pintar

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *