Ritme Kerja

sumber gambar : https://ichwankalimasada.wordpress.com/2011/02/27/ritme-kerja-otak-manusia/

oleh : AMK Affandi

Pagi ini Wahatsapp Grup Guru Mata Pelajaran Matematika cukup hangat. Menurut saya, inilah sebenarnya dinamika sebuah grup. Tidak sepi kerontang, atau ramai bak prahara. Apalagi topik yang diangkat adalah aktivitas sehari-hari yang ditemui oleh guru.

Berhakkah seorang guru memiliki soal yang telah diberikan kepada siswa? Harapannya, bila soal telah ditangan, segera akan dibahas bersama-sama anak didik. Sementara otoritas pembuat dan penyebar soal belum memberikan mandat sepenuhnya kepada guru.

Penulis tidak akan membahas bagaimana bergulirnya sebuah soal, mulai dari dibuat sampai pada tahap penilaian. Penulis yakin bahwa otoritas berhak untuk menata pola sirkulasi sebuah soal hingga berujud nilai. Karena menurut pengalaman beberapa teman yang pernah membuat soal, bukan perkara yang mudah untuk pelajaran matematika. Pelajaran matematika itu unik. Penuh dengan simbol. Andai penulisan simbol salah, maka akan terjadi kesalahan soal. Meskipun hanya berupa titik atau koma.

Tes Pendalaman materi yang telah berakhir beberapa hari yang lalu menyisakan beberapa persoalan. Masalah pertama sebenarnya yang sudah dapat diprediksikan. Siswa dengan talenta rendah, tidak mungkin disamakan dengan siswa yang memiliki daya nalar yang cepat. Sekolah dengan tingkat manajemen yang tinggi tidak dapat disetarakan dengan sekolah yang masih nunak-nunuk.

Dalam organisasi persoalan ini termasuk dalam katagori ritme kerja. Sekolah yang telah mampu memainkan ritme tinggi, cenderung berlari. Tidak boleh ada waktu jeda sedikitpun. Mereka akan merasa hampa bila dalam status menunggu. Ada kekosongan aktivitas. Harus aktif. Sementara sekolah dengan ritme mendayu-dayu, cenderung untuk menanti kepastian. Sekolah tipe ini masih berhadapan (vis a vis) dengan siswa yang harus diingatkan. Setiap pagi berprofesi menjadi orangtua kedua. Membangunkan siswa yang masih tidur.

Mengatur kerja dapat dimulai dari institusi. Bila lembaga memiliki sistim kerja yang ketat, maka individu yang ada di dalamnya akan mengikuti ritmenya. Sistim pencapaian target terencana, dan selalu mendapatkan assesmen dari pihak pimpinan. Pola kolaborasinya telah terjaring kuat. Sistem sirkulasi job discriptionnya jelas.

Mengatur pekerjaan dapat juga datang dari pribadi. Seseorang yang telah memiliki etos kerja yang mumpuni, ia tak menghiraukan lingkungan. Ia telah memasang target-target tertentu dalam sebuah perjalanan. Ada benarnya juga kalimat “jika ingin pekerjaan Anda lekas selesai, berikan pada orang yang sibuk”. Orang yang sibuk, adalah orang yang pandai memanfaatkan waktu.

Sekolah harus pandai-pandai mangatur ritme kerja Bapak dan Ibu guru. Dinas Pendidikan harus mahir memainkan ritme kerja antar sekolah.

Tinggalkan Balasan