oleh : AMK Affandi
Paling tidak ada dua kejadian yang saya alami secara langsung. Aku harus membuktikan sendiri bahwa era big data sudah didepan mata. Sebagai orang yang mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI), saya harus membuktikan sendiri. Selama ini, kita dihadapkan pada realita bahwa diberi ruang penyimpanan yang besar, tapi tidak pernah terpakai secara optimal. Selalu memiliki ruang kosong yang luas.
Pengalaman pertama adalah waktu sedang menangani Learning Manangament System (LMS), pada aplikasi moodle. Tadinya saya percaya bahwa untuk menampung 300 an dokumen (jawaban) siswa di hosting berkekuatan 5 GB lebih, bukan persoalan yang sulit. Sangat mudah, demikian pikiranku.
Fakta membuktikan bahwa, baru sekitar 50 anak anak saja masuk login, LMS sudah kedodoran. 50 anak itu baru sekitar 30 persennya dari total semua siswa. Setelah ditelusuri, ternyata di hosting grafiknya over. Nyundul garis toleransi.
Saya tanyakan langsung pada ahlinya, bahwa itu membuktikan eranya big data. Datanya datang dari arah mana saja, butuh penampungan yang cukup. Memori kemampuan untuk membaca data juga mengalami drop. Sekarang dibutuhkan tempat penyimpanan yang besar dan jalan yang lebar, agar arus pertukaran data tidak berdesak-desakan.
Logikanya sederhana. Gadget jadul yang kita miliki, apabila lemot membaca data, itu artinya bahwa sirkulasi data tidak diberi jalan yang lebar, atau dia sedang mencari ruang yang kosong. Bagiamana bisa ditempatkan ruang yang kosong, andai tempat yang disediakan sudah berdesak-desakan.
Pengalaman yang kedua, mengirim data lewat media komunikasi yang digunakan (whatsapp, telegram, ataupun aplikasi lainnya) telah terbiasa. Bahkan setiap saat kita menggunakannya. Bagaimana kalau data yang dikirim cukup besar? Tentu aplikasi tidak mampu menggendongnya. Butuh media lain, seperti e-mail.
Datapun semakin besar yang harus diekspor. Data akan digunakan saat itu juga. Setiap saat harus diolah oleh siapapun penggunanya. Sehingga e-mailpun tidak mampu mengeksekusinya. Maka lahirlah konsep bekerja bersama dalam sebuah layar yang sama. Kolaborasi adalah solusinya.
Untuk mewadahi kerjasama ini dibutuhkan program yang mampu menampung proses pekerjaan bersama. Pada saat yang bersamaan pula. Bukan berdasarkan saling kirim mengirim dokumen.
Vendor-vendor raksasa berlomba untuk mewujudkan impian itu. Sekarang impian telah terwujud. Saat ini tergantung user. Maukah memanfaatkan aplikasi yang demikian mudah, simple dan berdaya guna. Pastinya, alat yang kita gunakan juga kompatible terhadap keinginan perkembangan aplikasi.
Selamat datang era big data.