oleh : AMK Affandi
Tidak mudah mengendalikan harta yang kita miliki. Saat berlimpah, nafsu ingin semua dimiliki menjadi ranah yang dominan. Karena pada dasarnya manusia itu rakus. Lebih rakus dari seekor semut yang membawa makanan melebihi dari tubuhnya sendiri. Hidup mewah mendekati hedonisme justru menjadi kebanggaan. Saat memiliki, manusia lebih kikir dari seekor binatang yang paling kikir. Entah apa nama binatang itu.
Karenanya manusia diberi otak dan hati agar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Otak untuk menalar, untuk apa harus memiliki barang. Bergunakah untuk pribadi? Adakah sisi kepemilikan barang itu jika dinikmati orang lain? Dan yang penting kemampuan membelinya.
Hati digunakan untuk menakar keseimbangan dalam hidup bertetangga. Nafsu senantiasa merangkak mkeinginan jauh tinggi sampai tak berhingga. Nafsu juga bisa membuat manusia tidak bergairah untuk menggapai cita-cita. Oleh karenannya hati menjadi penyeimbang antara nafsu keserakahan dan nafsu untuk tidak bergairah.
Tips berikut akan bermanfaat dalam mengendalikan hidup hemat. Catat! Hidup hemat bukan pelit, kikir atau sebangsanya.
Setia pada Daftar Prioritas
Kata setia biasanya hanya dalam angan-angan saja. Meskipun setiap minggu atau setiap bulan telah menyusun skala prioritas dalam belanja, tetap saja masih ada yang kebobolan. Nafsu kendali telah dikalahkan dengan nilai-nilai modern. Bila sudah memiliki gadget yang sudah cukup untuk dimanfaatkan, mengapa harus beli lagi yang konon cuma satu atau dua  keunggulan fasilitas. Padahal belum tentu fasilitas itu digunakan. Mengejar trendy kali.
Hindari Kartu Kredit
Sudah berapa kali pembaca dicegat oleh SPG kartu kredit? Tawarannya menggiurkan bukan? Tapi di balik itu ada seribu pisau yang akan mengiris-iris sendi keuangan keluarga. Kartu kredit adalah hasil produk lembaga keuangan yang sudah mulai kehilangan lahan dalam penawaran kredit, atau kalah bersaing dengan kompetitor dalam hal penanaman dana. Tawaran kartu kredit hendaknya dijadikan skala prioritas yang paling buncit.
Berbelanjalah dengan Rekan Selevel (bergaji seimbang)
Kalau diajak berbelanja dengan orang kaya, itu pertanda melobangi pundi keuangan keluarga. Orang kaya bukan level kita dalam kehidupan konsumtif. Setidaknya ditinjau dari sudut keinginan. Orang yang punya dapat memenuhi semua keinginan. Orang yang tidak punya hanya bisa menutup daftar harga. Intinya hindari pola hidup konsumtif.
Berpikir Praktis
Orang yang melakukan pekerjaan dengan cara yang praktis, dapat dijamin aman dari segi finansial. Berpikir praktis buka berarti pelit, kikir, minimalis. Praktis adalah memanfaatkan barang yang ada agar menjadi berdaya guna. Praktis memiliki sifat dasar yaitu efektif dan efisien. Untuk dapat memiliki pikiran yang praktis harus sudah dilatih sejak usia dini.