oleh : AMK Affandi
Tidak diketahui secara pasti kapan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dimulai. Demikian pula latar belakang berdirinya, tidak ada sumber yang saya dapatkan. Yang pasti sejak saya mengikuti, MGMP telah menunjukkan eksistensinya dan sangat bermanfaat bagi saya. Disanalah saya dapat berkomunikasi dengan guru-guru senior, yang telah berpengalaman dalam mengajar. Ada trik-trik tentang cara menularkan ilmu kepada siswa yang dapat saya serap. Namun ada pula bagian-bagian yang saya anggap sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat itu.
Sekalipun kurikulum berganti, Peraturan Menteri dan Pemerintah selalu bertambah, teknis pelaksanaan kinerja sekolah juga sering berubah, MGMP tetap berdiri dan menunjukkan taring untuk tidak larut mengikuti latah perubahan. Ia tegar ditengah ketidakstabilan persepsi masyarakat terhadap pendidikan. Adakah kiat untuk merawat MGMP sehingga awet? Adakah alokasi dana permanen sehingga keberadaan MGMP seperti padi yang selalu siap untuk dipanen?
Jawabannya adalah kemandirian. Guru mengikuti MGMP karena panggilan hati. Ia bisa langgeng karena mereka menghendaki keberadaan forum guru yang bisa menyelesaikan problem pembelajaran di kelas. Bila MGMP dikucuri dana yang melimpah, apa ada jaminan lembaga ini akan terus tegar berdiri? Atau malah justru menjadi arena pertarungan untuk mendapatkan financial. Dulu, memang ada dana. Namun biasanya hanya digunakan untuk pembelian alat-alat peraga. Kini, dana didapatkan dari iuran anggota.
MGMP telah berperan dalam mengembangkan model-model pembelajaran. Lewat diskusi dan latihan mengajar, seorang guru dapat menemukan system mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas masing-masing. Sehingga seorang guru dihadapan siswa mendapat apresiasi tertentu. Model pembelajaran yang diadopsi dari luar, terkadang tidak cocok diterapkan di kelas. Ada banyak faktor, sehingga model yang diusung tidak selaras dengan situasi kelas. Metode yang tepat adalah metode yang dikembangkan oleh guru yang bersangkutan, namun tidak meninggalkan perkembangan pendidikan. Guru tetap harus mampu membaca situasi dan peka terhadap setiap perubahan.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, bila mengikuti MGMP
1. Meningkatkan Profesionalisme
Guru dituntut untuk selalu professional dalam mengembangkan misinya. Menguasai materi adalah kewajibannya. Perkembangan situasi masyarakat, secara otomatis berkembang pula pola pikir masyarakat. Secara naluri mekar pula ilmu yang terjadi di masyarakat. Bila tidak pandai membaca alur yang terjadi, maka ilmu yang kita peroleh akan berkarat, usang ditelan jaman.
2. MGMP merupakan organisasi
Organisasi memiliki nilai tawar bila dibandingkan dengan kerja seorang diri. Organisasi juga memiliki kekuatan dalam mengusung sebuah ide. Berorganisasi tidak hanya berkumpul, namun didalamnya ada rambu-rambu yang telah disepakati bersama. Oraganisasi mempunyai alat yang berupa : pengurus, AD/ART, aturan kelembagaan dsb. MGMP merupakan organisasi formal yang diakui keberadaannya oleh pemerintah. Sehingga guru yang ikut berorganisasi, dapat mengail manfaat baik secara individu maupun secara bersama-sama.
3. Alat perbandingan
Guru biasanya sering mengeluh. Mengapa materi yang telah diajarkan, sedikitpun tidak ada yang terpatri pada siswanya. Permasalahan yang disampaikan akan disambut oleh teman seprofesi. Disinilah sharing terjadi. Membandingkan metode yang diajarkan dengan rekan akan membuahkan wawasan, akan membuka cakrawala pengetahuan sekaligus pengalaman. Cara mengajar di kelas yang inputnya tinggi tentu saja berbeda dengan menyampaikan materi dengan input siswa yang rendah. Dengan membandingkan kita bisa mendapatkan konsep yang terbaik.
4. Sumber Informasi
Sebagai sebuah organisasi MGMP tidak hanya berkarya untuk dirinya sendiri. Sesekali MGMP mengundang beberapa ahli bidang pendidikan. Makalah yang disampaikan biasanya temuan terbaru, metodologi pendidikan yang paling gress. Disinilah informasi bisa didapatkan. Dengan komunitas yang relatif homogen, arah perbincangan menjadi satu jalur. Ini memudahkan dalam berinteraksi.